Monday, November 26, 2007

Nasib Pedagang Kaki Lima di kampus unej

Pemerintah mengusahakan kenaikan taraf hidup penduduk indonesia. Salah satu programnya adalah memberikan kesempatan bagi pedagang untuk mengembangkan usahanya, baik pedagang kecil, menengah, dan besar. Di Jember, pedagang kaki lima diberi kesempatan berjualan tapi dengan tertib, dengan cara memberikan/mengalokasikan tempat berjualan dengan mempercantik kota, salah satunya dengan membangun Alun2 Kota menjadi tempat rekreasi keluarga. Gratis, terjangkau, dan sejuk. Pusat jajanan, mainan berada di bagian utara alun2, dan klo malem minggu disediakan akses internet gratis oleh Speedy di sebelah selatan alun2. Maka bergeraklah perekonomian di kota Jember.

Lain lagi di daerah Universitas Jember. Mungkin karena Universitas merupakan lembaga pendidikan maka sebaiknya di konsentrasikan ke pendidikan. Para pedagang keliling atau yg mangkal (penjual bakso, es, gado2, asongan, dll) tidak diperbolehkan berjualan di areal kampus ini, padahal kampus ini punya julukan kampus perjuangan.

Sering terjadi kejar-kejaran antara pedagang dan satpam UNEJ. Salah satu contohnya adalah pak Mat, penjual bakso di fakultas FKIP yg sekarang telah terusir dari tempat mangkalnya. Pendapatannya otomatis merosot, para langganannya udah gak makan di dia lagi, belum lagi klo diusir oleh pihak kampus.

klo pihak kampus juga mendukung program pemerintah maka akan mengikuti langkah2 yg diambil oleh pemerintah jember, misalnya mengalokasikan para pedagang itu di suatu tempat di kampus. Klo mereka (baca pedagang) ditempatkan disuatu tempat dan diharuskan membayar sewa, spontan mereka menjawab dengan kata setuju (selama ongkos sewa tidak terlalu membebani). kebijaksanaan, kemurahan hati, dan kerendahan diri sangat dibutuhkan bagi para pimpinan di lingkungan kampus. Jangan karena kepentingan sepihak lalu keluar perintah penggusuran.

klo kata orang jember "podho nggolek duit wae kok di persulit".

No comments: